Wednesday, July 8, 2015

INSIDEN TERPEROSOKNYA BIS GONTOR DI PTYQM


Kamis, 4 Juli 2013


            Tak ada yang bisa mengubah takdir. Itulah kalimat yang cocok untuk menggambarkan peristiwa terperosoknya bis yang mengangkut rombongan santri Gontor. Memang tadi malam hujan deras, sehingga tanah gunung ini pun becek. Waktu itu, kami sedang mendengarkan materi yang dibawakan oleh unt. Shiddiq tentang “kedisiplinan” dalam acara pekan iftitah. Bis pariwisata Gontor yang hendak memutar balik malah tambah terpelosok di aspal buatan yang menuju komplek bawah. Karena posisi kepala bis di turunan, maka bis turun ke jalan setapak dekat kolam ikan lele diteruskan mundur ke arah lapangan sepak bola kemudian mencoba naik. Kami yang masih mengamati dari bangku-bangku kami sedari tadi hanya menunggu untuk diperbolehkan menolong, karena kita masih punya acara.
            Para santri Gontor yang sudah dididik mandiri dan kepekaan sosialnya selama 6 tahun tak habis pikir untuk menarik bis pariwisatanya ke atas. Mereka mengambil batu bata yang tidak terpakai dengan ember guna mengganjal bannya agar bisa naik. Di tengah-tengah acara, ust. Manshur berseru lewat megaphone. “Jami’u OSMYQ min fashlil ‘asyir falyusaa’iduu dzalik! (Semua OSMYQ kelas X harap membantu itu!).”. Dengan jiwa kepekaan sosial yang tinggi, kelas X berhamburan menuju lokasi. Sudah lebih setengah jam, tak kunjung berhasil. Akhirnya pada waktu istirahat, kami langsung ngacir menuju lokasi . Ada yang membantu, men-support, mengambil bata, mendorong bis, bahkan ada yang hanya melihat saja. Jujur saja, waktu itu pekerjaan saya lebih banyak melihat daripada membantu. Actually, I wanna help them, but I dunno what I’ve to do. Maybe, kepekaan sosialku kurang, tapi bagaimana cara meningkatkannya ya? Aku bingung.

            Sekitar pukul 10 a.m. bis baru bisa naik juga. Hasil kolaborasi antara PTYQM dan Gontor. Akhirnya, santri-santri Gontor dapat meneruskan perjalanannya menuju destinasi selanjutnya, pabrik Mubarok Food. Dalam hal ini, ust Manshur mengatakan bahwa itulah resiko perjalanan. Dalam perjalanan, kita tidak selalu lurus, pasti suatu saat akan belok, muter, menanjak, menurun, ban kempes, mesin mogok, dll. Begitupun juga hidup, kita tidak selalu hidup begini terus. Ada kadangkala kita sakit, butuh pertolongan, dibenci orang lain, dll. Jadi ambillah pelajaran dari kejadian tadi.

            Oh ya, malam ini akan diadakan English speech pertama dengan free audience (ada atau tidak ada audiens is still running). Aku mendapat bagian MC. Oh ya, kebetulan petugasnya dari lulusan Pare semua khusus Ramadlan ini. Untuk hari ini, petugasnya ada 5 orang yang meliputi aku sendiri, Manadzhir, Mahfudh, Nahdi, dan Lalu. Walaupun batas minimal 5 menit, tapi penyampaian speech-nya malah melebihi batas minimum. Jadi sekitar pukul 8.30-an p.m. baru selesai.

0 comments:

Post a Comment