Sunday, July 12, 2015

COBAAN DARI TEMAN BARU SEKELAS


Sabtu, 20 Juli 2013 M / 11 Ramadlan 1434 H

            Waktu sahur tadi, kami (mudabbir +kelas VII dan kelas X santri baru) bangun pukul 2.45 a.m. TELAT! Yang membangunkan pun bukan alarm ku, tapi Zindan Izzanov dari komplek bawah. Aku kaget bukan kepalang plus bingung. Aku coba berpikir kenapa alarmnya kagak nyala. “Nata kursi, gelar sajadah, lepas peci, ngambil alarm terus taruh atas meja, baring badan, ngecek waktu alarm, taruh di selorok meja. OH NO! I forgot to switch on the alarm. (Oh tidak! Aku lupa menyalakan alarmnya). Hu…….hu……..hu…….

            Kayaknya aku sedang dapat cobaan dari Allah lagi deh. Buktinya, aku dicemooh oleh kawan-kawan saya di kelas X yang baru ini. Khususnya *A**A*, dia terlihat benci banget sama aku. Bukannya Su’udzhon, tapi kenyataannya memang begitu. Misalnya ketika dia mengatakan “Wahai orang-orang yang mangap, mingkemlah!”. Terus dia juga susah diatur ketika tidur, sering berbahasa jawa, padahal dia sendiri seksi bahasa kamar.  Bukan hanya dia aja yang begitu, ada juga seperti A**A* dan ***A. NASIB. Padahal baru saja memulai perjalanan baru di kelas X, tapi sudah ada musuh menghadang. Aku piker apa karena language? Mungkin, memang rata-rata orang di pondok ini kalau benci padaku pasti karena ketegasanku dalam menegakkan kedisiplinan bahasa di pondok ini. Itulah resiko menjadi seksi bahasa. Aslinya sih aku sudah punya wacana untuk pindah ke departemen lain kecuali departemen Humas, karena pekerjaanya mengganggu aktifitas di hari sambangan (own opinion). Tapi karena banyak teman-teman yang bilang aku cocok di lughoh (khususnya dari ketua OSMYQ, Muzajjad Faqihuddin), maka aku tetap di departemen bahasa. Asalnya bukan karena aku dibilang cocok, tapi karena tidak ada satupun orang yang mau mengisi di pos ini. Karena pos ini memang berat. Selain harus mahir dalam bahasa Arab dan Inggris, juga dituntut untuk berani mengingatkan santri termasuk temannya sendiri untuk berbahasa jika mereka melanggar. Termasuk juga menghukumnya. Bukan hanya daya intelijensi aja yang dibutuhkan, tapi juga mental yang kuat. Siap-siap saja menambah musuh. Padahal aku sendiri tidak mau, tapi mau bagaimana lagi. Ya sudah, aku pasrahkan kepada Allah S. W. T. Semoga Allah memberikan kemudahan setelah kesulitan ini. Aku tidak mau cita-cita hadratussyaikh pendiri pondok Menawan sirna hanya karena bahasa di Menawan tidak jalan.

            Malam ini, aku sedikit bangga. Selain diperbolehkan menyaksikan pertandingan antara Indonesia XI v Liverpool, kami dibuat kagum oleh anak asuh Jacksen F. Thiago, pelatih Indonesia XI. Walaupun kalah 2-0 dari Liverpool, Indonesia lebih trengginas dan terorganisir dalam hal penyerangan dan bertahan daripada ketika menjamu Arsenal di SUGBK pecan kemarin. Saat itu, Indonesia seperti diajari main bola oleh Arsenal. Diserang habis-habisan tanpa ampun. Tanpa belas kasih, Indonesia dibabat 7 gol tanpa balas oleh Arsenal. Ya ampun, ngeri!

            Bukan tanpa kendala kita nonton bareng Indonesia XI v Liverpool. Siarannya kurang jelas karena antenanya jelek ditambah kabel sound speaker-nya raib. Benar-benar tersiksa. Alhasil, kita tidak bisa melihat aktifitas para pemain Liverpool menyapa fans-nya setelah pertandingan usai.    

0 comments:

Post a Comment